Pemprov NTT dukung Gelaran Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Labuan Bajo

- 14 Januari 2023, 16:39 WIB
Pemprov NTT dukung Gelaran Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Labuan Bajo
Pemprov NTT dukung Gelaran Sosialisasi Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Labuan Bajo /Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT/Selayar Post/

SELAYAR POST - Gubernur Nusa Tenggara Timur, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menerima audiensi Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi NTT, Arief Mahmud beserta jajaran pengurus BBKSDA, bertempat di ruang kerjanya, pada Rabu 11 Januari 2023.

Hadir pula dalam audiensi tersebut Kepala Balai Pemantapan Kawasan Hutan dan Tata Lingkungan Wilayah XIV, Anwar, Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Benain Noelmina, Bambang Hendro, Kepala Balai Pelatihan Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Soleh Sena, Kepala Balai Penerapan dan Instrumen LHK, Erwin, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Provinsi NTT, Ondy Siagian, Staf Khusus Gubernur Anwar Pua Geno.

Maksud kehadiran dari Kepala BBKSDA beserta jajaran dan Tim tersebut adalah untuk melaporkan rencana kegiatan sosialisasi _FOLU Net Sink_ sekaligus mengundang Gubernur NTT untuk menghadiri dan membuka kegiatan sosialisasi dimaksud yang rencananya akan dilaksanakan di Labuan Bajo pada hari Rabu 1 Februari 2023 dimana kegiatan tersebut juga akan dihadiri oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Siti Nurbaya. 

Dijelaskan Arief bahwa Indonesia merupakan negara pertama di dunia yang menyatakan bahwa sektor Forestry and Other Land Use (FOLU)/Kehutanan dan Penggunaan Lahan lainnya, akan mencapai kondisi Net Sink pada tahun 2030. Selain Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah sangat diharapkan berperan aktif sebagai pemangku kebijakan di daerah, dapat mendorong percepatan Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di tingkat daerah. Agar kebijakan dan rencana Operasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dapat diterapkan, KLHK tengah menggelar serangkaian kegiatan sosialisasi di tingkat regional dan sub nasional di berbagai daerah, salah satunya di Nusa Tenggara Timur. 

“Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 adalah sebuah kondisi yang ingin dicapai dimana tingkat serapan emisi Gas Rumah Kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada tahun 2030 akan seimbang atau bahkan lebih tinggi dari tingkat emisi. Sektor kehutanan memiliki porsi terbesar di dalam target penurunan emisi gas rumah kaca, yakni berkontribusi sekitar 60% dalam pemenuhan target netral karbon atau net-zero emission,” jelas Arief.

Lebih lanjut Arief memaparkan bahwa langkah yang dilakukan diantaranya, memastikan target nasional Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 sebesar -140 juta ton emisi karbon, dapat terdistribusi dengan benar dengan memperhatikan base line dan target penurunan emisi Gas Rumah Kaca di setiap aksi yang akan dilaksanakan, yang disinergiskan dengan berbagai rencana pembangunan yang diselenggarakan.

“Kegiatan sosialisasi ini bertujuan untuk menyampaikan kebijakan, strategi dan rencana implementasi aksi mitigasi yang mengacu pada target penurunan emisi Gas Rumah Kaca yang telah ditetapkan secara nasional, serta untuk mensinergikan dan mengimplementasikan berbagai program kegiatan eksisting terkait perubahan iklim di Nusa Tenggara Timur,” tambahnya.

Pada kesempatan tersebut Gubernur menyampaikan terima kasih atas kontribusi, perhatian dan dukungan dari berbagai pihak khususnya BBKSDA, serta Balai lainnya, dalam merawat serta menjaga lingkungan hidup dan sumber daya alam (SDA), flora dan fauna di NTT melalui berbagai terobosan program dan kegiatan.

“Sejauh ini BBKSDA sudah ikut serta dalam menjaga dan merawat lingkungan hidup dan sumber daya alam di NTT, saya sangat apresiasi hal tersebut. Sinergitas diantara kita tentu akan membuat setiap program kegiatan BBKSDA serta Balai LHK lainnya dalam pelestarian lingkungan berjalan baik,” jelas Gubernur Laiskodat.

Halaman:

Editor: Yanto Tena

Sumber: Biro Administrasi Pimpinan Pemprov NTT


Tags

Terkait

Terkini

x