Kisah di Balik Penemuan Jasad Gadis Malang di Kabupaten SBD

- 5 Oktober 2022, 18:16 WIB
Tali rafiah kuning yang terikat di leher alm. Apliana Nona Inna saat ditemukan./tangkap layar halaman Facebook/SUMBA TV
Tali rafiah kuning yang terikat di leher alm. Apliana Nona Inna saat ditemukan./tangkap layar halaman Facebook/SUMBA TV /

SELAYAR POST - Semenjak Alm. Apliana Nona Ina pulang ke tengah-tengah keluarga Okta, jejak dan kabar Nona pun mulai menghilang.

Menurut histori facebooknya, tanggal 31 Agustus, Nona masih sempat memperbarui foto profilnya. Hal ini dapat dilihat di akun Putri Derita miliknya.

Akhirnya pihak keluarga Okta pun mulai melakukan pencarian, mereka mendatangi keluarga Nona, yang berada di Lombu, Wewewa Tengah (Weteng), Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timu (NTT).

Kedatangan mereka untuk menanyakan apakah Nona pernah datang ke tempat tinggal orang tuanya. Tepat pada 06 September 2022, Ipar laki-laki Nona yang pernah menjemput Nona ke Waitabula waktu itu mengaku telah menemukan jenazah Nona dan membuat laporan ke Kepolisian Sektor (Polsek) Tena Teke.

Polisi bergerak cepat untuk melihat jasad Nona di Tempat Kejadian Perkara (TKP). Rupanya jasad Nona ditemukan hanya kurang lebih 30-40 meter dari antara rumah mertuanya dan rumah iparnya.

Hal ini membuat warga sekitar merasa keheranan dan bertanya bagaimana mungkin pihak keluarga mertua Nona tidak merasakan bau tak sedap dari jasad Nona yang sudah membusuk bahkan sudah berulat?

Wajah cantik Nona sudah hancur dan giginya pun ada yang rontok. Bahkan menurut pengakuan warga yang menyaksikan saat jasad Nona dievakuasi, ada bagian anggota tubuh yang sudah tiada. Ada juga yang mengatakan bahwa ada salah satu anggota tubuhnya ada yang dibawa lari oleh ternak anjing.

Setelah penemuan mayat itulah informasi tersebut tersiar hingga banyak masyarakat yang datang melihat ke TKP. Diantaranya hadir juga keluarga Nona yang berdomisili di Tena Teke.

Akhirnya melalui keluarga Nona dari Lombu yang berdomisili di Tena Teke lah yang memberikan kabar kepada orangtua Nona di Lombu mengenai penemuan jasad Nona.

Entah mengapa, pihak keluarga mertua Nona tak ada satu pun yang memberikan kabar kepada pihak keluarga Nona di Lombu baik saat Nona menghilang sampai sesudah jasadnya ditemukan terikat di batang sebuah pohon kecil dengan tali rafiah. 

Mendengar kabar tersebut, dengan rasa masih tak percaya keluarga Nona bersama Kepala Desa Mata Lombu langsung menuju Desa Tena Teke, tempat jasad Nona ditemukan.

Tiba di sana, keluarga mendapati jasad Nona sudah dievakuasi dan dibungkus dengan terpal. Bahkan menurut kesaksian beberapa orang, di lokasi tersebut sudah ada kubur yang digali.

Akhirnya pihak keluarga pun meminta agar jasad anak kekasih mereka yang malang itu dibawa kembali ke kampung kelahirannya untuk dimakamkan secara layak.

Setelah disepakati, pihak keluarga nona, keluarga mertua dan semua aparat kepolisian beserta pemerintah setempat akan turut mengantar jasad Nona ke Lombu.

Baca Juga: Ya Ampun! Warga Nilai Sabuk Nusantara 27 Tidak Layak Berlayar, Ada Apa?

Namun sesampainya di Lombu keluarga nona baru menyadari bahwa ternyata tak ada satu pun dari pihak keluarga mertua Nona yang ikut mengantar Jenazah putri mereka.

Tepat pada 9 September 2022, jasad Nona akhirnya dimakamkan secara layak.

Tanggal 3 Oktober 2022, Pemilik Halam Facebook SUMBA TV, Josua Pasa bersama satu rekannya, Dominggus U. Zogara, menelusuri tempat terakhir alm. Nona ditemukan jasadnya.

"Pertama-tama saya menjumpai bapak RT dan juga warga setempat untuk menanyakan perihal tempat tersebut apakah ada garis polisi yang merupakan penanda larangan untuk memasuki lokasi TKP. Saya mendapatkan informasi bahwa tidak ada garis polisi, sehingga akhirnya saya meminta ijin kepada bapak RT sebagai pemerintah di wilayah tersebut," kata Josua.

Akhir Josua bersama RT dan beberapa warga setempat langsung menuju ke lokasi rumah tempat Aalm. Nona tinggal bersama kedua mertua dan kedua iparnya.

Menurut warga, di kayu inilah tali rafiah hijau muda itu tertambat dan terikat di leher alm. Nona Inna, sehingga sampai saat kematiannya masih menyimpan sejuta pertanyaan bagi para tetangga.

Di antaranya mereka pertanyakan, mungkinkah Nona bisa bunuh diri dengan posisi mayat di atas tanah dan tali rafiah tertaut di pohon yang kecil ini?

Penampakan area TKP, tidak ada garis polisi.

"Karena tidak melihat garis polisi maka seijin bapak RT selaku pemegang otoritas di tempat tersebut Tim kami langsung masuk untuk melihat tempat dimana jasad alm. Nona ditemukan," kata Yosua.

Penampakan rumah dari posisi dimana jasad alm. Nona ditemukan. Jaraknya sekitar 20-25 meter dari TKP dan dalam durasi perjalanan menuju rumah sekitar 1 menit 20 detik.

Hal ini juga menyisakan pertanyaan bagi para tetangga, bagaimana mungkin butuh seminggu untuk pihak keluarga mencari keberadaan alm. Nona?

Masyarakat berharap pihak kepolisian bisa menyelesaikan kasus ini secara adil dan benar, mengungkap penyebab kematian dari alm. Nona, agar citra polri tidak terus tercoreng sejak munculnya kasus Sambo dan Tragedi Studion Kanjuruan yang memakan korban hingga 125 nyawa. ***

Editor: Yanto Tena

Sumber: Facebook


Tags

Terkait

Terkini