Tradisi Rotasi dalam Pengangkatan Panglima TNI Wujud Hikmat Kebijaksanaan

- 18 November 2022, 12:27 WIB
Pengamat pertahanan, keamanan dan intelijen, Ngasiman Djoyonegoro./Selayar Post/Istimewa
Pengamat pertahanan, keamanan dan intelijen, Ngasiman Djoyonegoro./Selayar Post/Istimewa /

SELAYAR POST - Pergantian Panglima TNI kemungkinan akan dilaksanakan oleh Presiden dalam waktu dekat ini.

Pengangkatan Panglima TNI merupakan hak prerogatif Presiden. Seharusnya tidak ada intervensi dari pihak manapun.

Pengamat pertahanan, keamanan dan intelijen, Ngasiman Djoyonegoro menyampaikan keyakinannya bahwa presiden akan melanjutkan tradisi rotasi lintas matra pada pergantian panglima TNI tahun ini, Jumat 18 November 2022.

Sebagaimana diketahui, sejak Reformasi 1998, Panglima TNI dijabat dari tiga matra laut, darat dan udara secara bergantian, yaitu: Widodo Adi Sutjipto (TNI AL) 1999-2002; Endriartono Sutarto (TNI AD) 2002-2006; Djoko Suyanto (TNI AU) 2006-2007; Djoko Santoso (TNI AD) 2007-2010; Agus Suhartono (TNI AL) 2010-2013; Moeldoko (TNI AD) 2013-2015, Gatot Nurmantyo (TNI AD) 2015-2017, Hadi Tjahjanto (TNI AU) 2017-2021 dan Andika Perkasa (TNI AD) 2021-2022.

"Tradisi bergiliran antar matra ini saya kira sebagai bentuk hikmat kebijaksanaan yang dipegang teguh oleh para pemimpin kita dan dituangkan dalam undang-undang. Jika melihat rutenya, peluang ada di TNI AL," tutur pria yang akrab dipanggil Simon.

Simon menuturkan bahwa ke depan terdapat dua agenda strategis pertahanan negara.

Pertama, pengamanan wilayah laut dan kepulauan dari pencaplokan oleh negara-negara lain. Potensi eskalasi konflik lintas di kawasan laut Indo-Pasifik cukup tinggi.

Ada potensi militerisasi dikawasan tersebut yang disebabkan oleh persaingan antara dua negara Amerika Serikat dan China.

Dukungan penjagaan laut merupakan garda terdepan dalam menjaga kedaulatan, tentu upaya diplomasi tetap dijalankan.

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Terkait

Terkini

x