Peletakan Batu Pertama Gereja St Aloysius Kalpan, Pater Ansel: Kita Menulis Cerita untuk Anak Cucu

- 16 Oktober 2022, 20:02 WIB
Pastor Paroki St.Alfonsus de Liguori Kererobbo P. Ansel, O.Carm./Selayar Post/Yanto Tena
Pastor Paroki St.Alfonsus de Liguori Kererobbo P. Ansel, O.Carm./Selayar Post/Yanto Tena /

SELAYAR POST - Peletakan Batu Pertama pembangunan Gereja Katolik St Aloysius Stasi Kalembu Paneta (Kalpan) Paroki St.Alfonsus de Liguori Kererobbo, pada Sabtu 15 Oktober 2022 di Desa Kadipada, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Hadir dalam acara itu para pengurus Gereja Katolik St Aloysius Kalpan, Kepala Kemenag SBD, Perwakilan Kodim 1629/SBD, Kapolsek Loura, Perwakilan Keuskupan Weetebula, tokoh masyarakat dan tamu undangan lainnya.

Baca Juga: Esok, Mulai Peletakan Batu Pertama Gereja Katolik St Aloysius Stasi Kalpan

Dalam sambutannya Pastor Paroki St.Alfonsus de Liguori Kererobbo P. Ansel, O.Carm mengatakan, mengapa ada undagan dari gereja, kantor, pemerintah, tentu itu bagian dari pembangunan ini.

"Misalnya sosial budaya, ilmu pengetahuan teknologi, kesehatan, yang optimal untuk seluruh rakyat Indonesia dan semua pembangunan manusia tentu dijiwai semangat iman yang berakar kuat untuk menuju kesejahteraan bersama komuni, atau dalam cita-cita mulia kabupaten kita Loda Wee Maringi Pada Wee Malala," katanya.

Baca Juga: Babinsa 1613-01/Loli Bersama dengan Dinas Peternakan Melakukan OP3T Pada Hewan Ternak

Lebih lanjut Pater Ansel mengatakan, membangun rumah ibadah itu tanggung jawab bersama. Karena rumah ibadah adalah ruang doa bagi umat yang ada di kegelisan bahwa dari waktu ke waktu ini berkembang begitu signifikan.

"Waktu pertama kita hari ini tentu kalau kita lihat pada pola pembangunan kuno batu pertama juga di lihat sebagai batu penjuru yang ditempatkan di gedung yang akan dibangun," katanya.

Baca Juga: Dandim 1613/Sumba Barat Tinjau Tempat Pembangunan Pompa Hidram di Waikadoka

"Ketika batu penjuru telah diletakkan itu akan menjadi dasar bagi pengukuran lainnya sebagai konstruksi gedung itu atau rumah itu dan semuanya disejajarkan secara teknik," lanjutnya.

Sebagai Pastor Paroki, kata Pater Ansel, dalam iman kita dengar apa yang dikatakan oleh Rasul Paulus supaya jemaatnya sebagai batu-batu hidup tersusun satu sama lain untuk membentuk bangunan itu sendiri.

Baca Juga: Ribuan Warga Pasimarannu Hadiri Acara Pembukaan HKG PKK ke-50 Tahun

"Kamu bukan lagi orang asing dan pendatang melainkan kamu kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota Allah yang dibangun atas dasar para Rasul dan dan para Nabi dan Yesus Tuhan sebagai batu penjuru di dalamnya, tubuh seluruh bangunan rapi tersusun menjadi bait Allah yang kudus di dalam Tuhan," kata Pater Ansel.

Dalam kerangka bersama hari ini, ungkap Pater Ansel, bukan dipandang dari suku dan golongan, melainkan kebersamaan ini adalah sinar energi untuk bergandengan tangan mewujudkan apa yang menjadi impian.

Baca Juga: Minim Kesadaran, Banyak Warga Kabupaten SBD Langgar Aturan Lalin

"Karena itu di tempat ini saya mengajak bapak mama sekalian bahwa kita semua mungkin secara fisik tidak, tetapi secara spiritual kita adalah batu-batu yang mungkin tersusun satu sama lain, ada batu yang besar, ada batun yang kecil, ada batu yang berbentuk, ada batu yang mungkin tidak berbentuk tetapi ditangan bapak-bapak tukang akan berbentuk menjadi indah pada waktunya," ungkapnya.

"Hari ini kita duduk di sini untuk menulis cerita kita yang akan dibaca oleh anak cucu kita pada masa berikutnya. Sebagai anak cucu, mereka akan mengenang dan membaca cerita itu," pungkasnya.***

Baca Juga: Anggota Satlantas Polres Sumba Barat Sosialisasi Etika Berlalulintas di SDI Praigaga II

Editor: Yanto Tena


Tags

Terkait

Terkini