Gubernur Ajak Gereja Kolaborasi Atasi Kemiskinan

- 9 Januari 2023, 01:17 WIB
Gubernur Ajak Gereja Kolaborasi Atasi Kemiskinan
Gubernur Ajak Gereja Kolaborasi Atasi Kemiskinan /Tangkapan Layar Facebook/Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT/Selayar Post/

SELAYAR POST - Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) mengajak Gereja untuk berkolaborasi dalam mengatasi kemiskinan di NTT. 

Gerakan tanam kelor merupakan salah satu cara konkret dan sederhana untuk atasi kemiskinan di NTT, yang bisa diupayakan secara bersama oleh Pemerintah daerah dan gereja.

"Dalam hubungan interaksi pembangunan Nusa Tenggara Timur antara gereja, pemerintah dan masyarakat, harus terus- menerus melakukan evaluasi, berapa banyak orang miskin yang sudah mampu kita selesaikan. Artinya mereka jadi manusia mandiri dalam hidup. Berapa banyak yang sudah diselesaikan oleh pemerintah dan gereja. Kalau kurang lebh satu juta orang miskin di NTT, bisa dibagi penanganannya antara gereja dan pemerintah, maka dalam tempo beberapa tahun, tidak ada lagi orang miskin di NTT," kata Gubernur Viktor saat memberikan sambutan pada perayaan Yubileum 150 Tahun Congregation Daughters of Charity Of The Most Pecious Blood (DCPB) atau Konggregasi Putri-Putri Cinta Kasih dari Darah Yang Mulia di Gereja Katolik Santa Familia Sikumana, Kupang, Jumat 6 Januari 2023.

Acara diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Uskup Agung Kupang, Monsinyur Petrus Turang dihadiri juga oleh Ketua DPRD NTT dan Penjabat Walikota Kupang.

Menurut Gubernur, gereja mesti terlibat aktif dalam pengendalian pertambahan penduduk sebagai bagian dari upaya untuk menekan jumlah penduduk miskin.

"Pemerintah memang sudah menugaskan BKKBN untuk pengendalian pertumbuhan penduduk, tapi gereja juga harus berperan aktif untuk hal ini agar tidak terjadi pertambahan orang miskin. Berbagai kebijakan bisa dibuat gereja untuk mendukung politik pengendalian orang miskin ini," ungkap Gubernur VBL.

Lebih lanjut mantan Ketua Fraksi Nasdem DPR RI itu, menjelaskan salah satu cara sederhana untuk atasi kemiskinan di NTT adalah dengan tanam kelor. Tanaman ini dapat dipanen secara terus-menerus selama kurang lebih 60 tahun.

"Itulah makanya saya minta para suster untuk tanam 1.000 pohon kelor. Dan saya percaya para suster akan mampu melakukan ini. Kelor ini punya nilai ekonomis yang tinggi. Bayangkan satu pohon kelor bisa hasilkan 3 kilogram daun basah. Kalau 1.000 pohon dikali 3 kilogram dikali Rp. 5.000 per kilogram maka akan hasilkan Rp. 15 juta. Dan hasil seperti ini akan terus berlangsung selama 60 tahun. Kalau dalam satu rumah tangga punya seribu pohon kelor, dapat dipastikan jumlah keluarga miskin akan berkurang dengan signifikan," kata Gubernur VBL.

Gubernur menjamin pasar dan permintaan yang tinggi terhadap daun kelor ini. Dikatakan Gubernur, tepung kelor merupakan salah satu tepung dengan harga yang sangat mahal. Di Jepang saja harga tepung kelor bisa mencapai Rp. 500 ribu per kilogram. Sementara di Kupang, harganya bisa capai Rp. 100 ribu per kilogram.

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Terkait

Terkini

x