YAICI Bersama PP Aisyiyah dan Muslimat NU Gencar Edukasi Kader Kesehatan Untuk Dorong Kecukupan Gizi Keluarga

- 13 Desember 2022, 14:24 WIB
YAICI bersama PP Aisyiyah dan Muslimat NU Gencar Edukasi Kader Kesehatan Untuk Mendorong Kecukupan Gizi Keluarga
YAICI bersama PP Aisyiyah dan Muslimat NU Gencar Edukasi Kader Kesehatan Untuk Mendorong Kecukupan Gizi Keluarga /Istimewa/Selayar Post

SELAYAR POST - Sepanjang tahun 2022, Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) bersama dengan para mitra khususnya Majelis Kesehatan PP Aisyiyah dan PP Muslimat Nahdathul Ulama (NU) telah melakukan edukasi untuk meningkatkan literasi gizi masyarakat.

Upaya tersebut dilakukan dalam rangka meningkatkan keterpenuhan gizi masyarakat. Hingga akhir 2022, edukasi yang melibatkan kader kesehatan dari kedua organisasi perempuan tersebut telah menjangkau lebih dari 40.000 masyarakat di berbagai daerah.

Sebagaimana diketahui, Badan Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2021 menyebutkan sebanyak 69,1% masyarakat Indonesia tidak mampu membeli makanan bergizi.

Persentase tersebut menjadi relevan dengan masih tingginya prevalensi stunting di Indonesia saat ini, yaitu di angka 24,4%. Kecukupan gizi anak masih sangat jauh apabila asupan gizi keluarga secara umum juga belum terpenuhi.

Ketua Harian YAICI Arif Hidayat dalam paparan laporan jangkauan edukasi YAICI 2022 bersama PP Muslimat NU dan PP Aisyiyah pada 12 Desember 2022 memaparkan beberapa hal yang menjadi penentu kecukupan gizi masyarakat selain faktor ekonomi, yaitu pemahaman masyarakat terhadap gizi, akses masyarakat terhadap pangan bergizi, budaya dan kebiasaan serta kejujuran pemerintah akan data.

“Selama ini kita selalu berlindung dibalik alasan masyarakat kesulitan ekonomi sehingga tidak sanggup mencukupi gizi keluarganya. Tapi di luar itu, ada hal-hal yang sebetulnya bisa kita lakukan untuk memperbaiki gizi masyarakat, salah satunya adalah meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi. Setidaknya, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan gizi, masyarakat dapat lebih memprioritaskan pengeluaran rumah tangganya,” jelas Arif.

Lebih lanjut, ia mencontohkan temuan-temuan menarik di sejumlah daerah saat melakukan sosialisasi dan edukasi untuk kader kesehatan dan masyarakat.

“Di Timur Tengah Selatan, kami mewawancarai keluarga-keluarga yang mengaku penghasilan keluarga tidak cukup untuk makan sehati-hari, tapi memberi jajan anak-anaknya bisa 10 ribu dalam sehari. Uang tersebut dibelikan makanan dan minuman ringan dengan perisa seperti sirop atau teh kemasan,” papar Arif Hidayat.

Hal lain yang juga menjadi sorotan adalah ketidak jujuran akan data status gizi masyarakat.

Halaman:

Editor: Yanto Tena


Tags

Terkait

Terkini

x