Terima Uang Bansos 400 Ribu, Sampai Rumah Hanya 50 Ribu, Tokoh Muda Boking NTT Kecewa

- 28 November 2022, 20:42 WIB
Berikut kriteria pekerja yang bisa mencairkan BSU 2022. Apa Saja?
Berikut kriteria pekerja yang bisa mencairkan BSU 2022. Apa Saja? /Pixabay

SELAYAR POST - Bantuan langsung Tunai (BLT) Ekstrim oleh Dinas Sosial (Bansos) di Desa Boking, Kecamatan Boking, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

Demikian Rilis yang diterima, bahwa BLT Ekstrim oleh Dinas Sosial dengan tujuan pemberian bantuan ini adalah kepada masyarakat miskin Ekstrim.

Proses pencairan BLT Ekstrim tersebut melalui Bank, akan tetapi yang terjadi di lapangan adalah kesulitan jarak pengambilan bantuan tersebut, sehingga BLT Ekstrim terbsebut oleh masyarakat tidak bisa nikmati sesuai nilai nominal yang di tetapkan yaitu Rp 400.000. Namun terdapat banyak potongan, yang terjadi di lapangan dan di hadapi oleh masyarakat di Kecamatan Boking.

Masyarakat di Kecamatan Boking, Desa Boking hanya mendapatkan uang sebesar Rp 50.000, dengan adanya potongan oleh beberapa pihak yang jumlahnya bervariasi seperti potongan uang transport dari Boking Oinlasi PP Rp.100.000 dana adapun potongan untuk pendamping Rp150.000, Rp 100.00 dan ada yang Rp 50.000, alhasil masyarakat hanya mendapatkan BLT tersebut sebesar Rp 50.000.

Amros Tualaka yang merupakan salah satu penerima BLT Saat menyampaikan bahwa ketika berada di Oinlasi pemilik Mobil minta uang milik mereka sebesar Rp 50.000, nanti baru ganti namun tidak pernah ganti sampai mereka tiba kembali di Boking.

"Kami sampai di Oinlasi pemilik mobil awalnya datang minta tolong kami 1 orang Rp 50.000 dan sebentar baru saya ganti, kami yang kasih saya tidak bisa hitung berapa banyak karna kami bayak orang pokonya kami semua yang datang dari kecamatan Boking semua kasih uang," ungkap Tualaka.

Tualaka membeberkan, bukan hanya itu lima puluh ribu yang diminta namun setelah mereka kembali naik di atas mobil yang ditumpangi dari Boking ke Oinlasi masih minta tambah seratus ribu lagi dengan alasan pergi dan pulang.

"Setelah itu kami yang naik oto (Mobil) dia (Ia) minta satu orang Rp 100.000 lagi dengan alasan PP," beber Tualaka. 

Sayangnya yang mengenderai sepeda motor, Boking ke Oinlasi juga terlibat dalam pengumpulan uang transportasi untuk bayar mobil yang ditumpagi orang lain.

"Yang lain bawa motor juga kumpul uang untuk bayar oto (mobil)," terangnya.

Hal senada disampaikan oleh pendamping yang tidak ingin disebutkan namanya oleh Amros datang lagi untuk suruh mereka tulis nama dan nama ibu pendamping, untuk berikan tambah uang sebesar Rp 100.000.

"Kami hitung semua uang yang kami berikan kepada pemilik kendaraan dan pendamping sebesar Rp 250.000, saya sampai dirumah hanya bawa uang sebanyak Rp 50.000, adapun yang urus mobil ibu pendamping. Ibu pendamping saya tidak tau nama lengkapnya tapi biasa kami panggil ibu Mone," tuturnya.

Terlepas dari itu Tokoh Muda Kecamatan Boking Aprianus Yunus, Benu merasa sangat kecewa dengan pelayanan dari perpanjangan tangan Dinas Sosial.

"Apakah Moto dinas sosial hanya tulisan saja atau moto dinas sosial ini sesuai dengan kerja-kerja dinas sosial," tanya Yunus.

Dari persoalan ini Yunus meminta dinas sosial untuk memberi bantuan kepada masyarakat harus memikirkan jarak.

Kalau bisa, kata Yunus, turun kepusat kecamatan masing-masing sehingga bantuan dana yang di berikan kepada masyarakat bisa bermanfaat atau masyarakat bisa menikmati.

"Saya minta dinas sosial untuk mengecek persoalan ini kalau betul terjadi maka harus mengambil sangsi tegas kepada oknum pendamping tersebut karna ini mencoreng citra lembaga dinas sosial atau meludahi citra lembaga ini," pungkasnya.***

Editor: Yanto Tena


Tags

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x