Warga Sipil Tewas Ditembak Oknum Polisi, Kronologi Versi Kapolda dan Kapolres Berbeda dengan Saksi di TKP

- 28 September 2022, 10:40 WIB
Massa membawa korban NGL yang ditembak mati Polisi di Belu menuju kantor Polres Belu dan kantor DPRD Belu/OkeNTT/Mariano Parada
Massa membawa korban NGL yang ditembak mati Polisi di Belu menuju kantor Polres Belu dan kantor DPRD Belu/OkeNTT/Mariano Parada /

SELAYARPOST.com - Soal kasus dugaan polisi tembak mati warga sipil di Kabupaten Belu, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa 27 September 2022 kemarin, menjadi perbincangan hangat oleh masyarakat Belu bahkan NTT.

Pasalnya, pasca penembakan yang menewaskan warga Belu berinisial NDL alis Eton oleh oknum anggota Buser Satreskrim Polres Belu, Brigpol RRS alias RS itu, keluarga korban melakukan aksi arak-arakan jenazah ke Mapolres, Kantor DPRD Kabupaten Belu, dan Keuskupan Atambua.

Aksi protes keluarga dan kerabat korban itu dilakukan lantaran tidak terima atas aksi tak terpuji oknum anggota Buser Polres Belu melakukan penembakan terhadap NDL alias Eton hingga tewas.

Baca Juga: Heboh! Oknum Anggota Polisi di NTT Diduga Tembak Warga Hingga Tewas

Lantas, saat ini kronologi peristiwa penembakan itu ternyata ada perbedaan keterangan antara Kapolres Belu dan Kapolda NTT dengan warga yang menyaksikan di tempat kejadian perkara (TKP), sebagaimana dilansir SelayarPost.com dari OkeNTT, pada Rabu 28 September 2022.

Menurut Polisi, korban NDL alias Eton ditembak karena melarikan diri saat ada upaya penangkapan oleh tim gabungan antara Intelkam dan Buser Polres Belu di lokasi kejadian di Dusun Motamaro, Desa Tasain, Kecamatan Raimanuk.

Baca Juga: Viral! Keluarga Korban Penembakan Oknum Polisi, Lakukan Arak Jenazah ke Polres dan Kantor DPRD Belu, Ada Apa?

Hal ini dibeberkan Kapolda NTT, Irjen Pol Setyo Budiyanto didampingi Kabid Humas Polda NTT Kombes Pol Ariasandy dalam jumpa pers yang digelar di Kupang Selasa 27 September 2022 dan Kapolres Belu AKBP Yosep Krisbiyanto dalam keterangan persnya kepada wartawan di RSUD Atambua, Selasa 27 September 2022 siang.

Menurut Kapolda NTT dan Kapolres Belu, korban NDL alias Eton ditembak mengenai punggung belakang sebelah kanan karena melarikan diri saat ditangkap.

Saat NDL alias Eton melarikan diri, salah satu anggota Buser Polres Belu (Brigpol RRS) melepaskan tembakan peringatan sebanyak tiga kali tapi NDL terus berupaya kabur hingga berlari menuruni jurang.

Baca Juga: Oknum Polisi di NTT Tembak Mati Warga Sipil, Sejumlah Keluarga Hujani Batu ke Polisi Saat di RS

Ketika ia kabur polisi terus mengejarnya dan korban berusaha meloloskan diri dan berlari menuju arah tebing sehingga saat anggota mau melumpuhkannya dengan menembaki kakinya, peluru malah mengenai punggung korban saat ia menunduk.

"Saat ia berusaha meloloskan diri menuruni jurang, setidaknya anggota kami mau melumpuhkannya tetapi tindakan tidak sesuai dan yang bersamgkutan akhirnya kena (tembak-red) di bagian punggung," akui Kapolres Belu.

Sementara saksi mata YT (70) kepada wartawan di RSUD Atambua, Selasa 27 September 2022 siang menegaskan korban NDL alias Eton (18) yang ditembak mati oknum anggota Buser Satreskrim Polres Belu berinisial RRS alias RS tidak melarikan diri.

Baca Juga: Ini Kata Kapolres Belu Soal Polisi Tembak Mati Warga Sipil

Korban NDL tidak langsung melarikan diri ketika Polisi tiba di TKP, melainkan sementara membantu mengerjakan renovasi lantai rumah di wilayah kejadian.

Menurut YT, kejadian terjadi sekitar pukul 08.00 Wita dimana kedatangan anggota polisi Polres Belu tidak diketahui korban dan saksi mata lainnya.

"Waktu polisi datang, kami juga tidak tau karena mereka pakai pakaian biasa bukan dinas. Ketika mereka (polisi) tiba, mereka langsung bilang, jangan lari, makanya kami bingung dan saya sempat bilang ke korban ini, jangan keluar nanti baru saya yang keluar supaya atur. Dia (korban) keluar begini langsung dong (mereka/Polisi) tembak," terang YT.

Baca Juga: Diduga Cabuli Anak Tiri, Oknum Polisi ini Terancam Hukuman Lebih dari 15 Tahun Penjara

Saksi YT menuturkan, saat itu pihaknya bersama korban NDL sementara istirahat makan siang usai bekerja lantai rumah.

"Kami sementara makan minum dan dia (korban) sementara putar kopi untuk kami, karena sementara semen minyak lantai rumah," katanya.

Sementara itu saksi mata lainnya yang enggan menyebutkan nama mengaku mendengar bunyi tembakan senjata api dari Polisi berulang kali.

"Saya dengar bunyi tembakan berkali-kali, mungkin ada empat kali tembakan. Saat diluar itu baru tembak kena, yang pertama pas dia (korban) keluar itu tidak kena", jelas saksi YT.

Baca Juga: Lakukan Aksi Demonstrasi, Sejumlah Masyarakat di NTT Tidak Percaya PLN

Setelah ditembak oleh Polisi lanjut saksi, korban NDL tidak langsung meninggal di TKP melainkan masih bergerak dengan mengeluarkan darah lewat mulut dan hidung.

"Waktu ditembak itu belum mati tapi ketika dong (polisi) angkat kasi naik di oto itu sudah parah, darah keluar lewat hidung dan mulut juga," pungkasnya.

Baca Juga: Sungguh Terlalu! Pelajar SMA di NTT Aniaya Sang Ibu Guru

Diketahui, korban NDL merupakan warga Lalosuk, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur.

Korban NDL merupakan DPO tersangka kasus pengeroyokan yang terjadi pada Selasa 6 September 2022 di Fatubenao, Kelurahan Kota Atambua, Kabupaten Belu.***

Editor: Ariyanto Kristian Tena

Sumber: OkeNTT


Tags

Terkait

Terkini

x