Saksi YT menuturkan, saat itu pihaknya bersama korban NDL sementara istirahat makan siang usai bekerja lantai rumah.
"Kami sementara makan minum dan dia (korban) sementara putar kopi untuk kami, karena sementara semen minyak lantai rumah," katanya.
Sementara itu saksi mata lainnya yang enggan menyebutkan nama mengaku mendengar bunyi tembakan senjata api dari Polisi berulang kali.
"Saya dengar bunyi tembakan berkali-kali, mungkin ada empat kali tembakan. Saat diluar itu baru tembak kena, yang pertama pas dia (korban) keluar itu tidak kena", jelas saksi YT.
Baca Juga: Lakukan Aksi Demonstrasi, Sejumlah Masyarakat di NTT Tidak Percaya PLN
Setelah ditembak oleh Polisi lanjut saksi, korban NDL tidak langsung meninggal di TKP melainkan masih bergerak dengan mengeluarkan darah lewat mulut dan hidung.
"Waktu ditembak itu belum mati tapi ketika dong (polisi) angkat kasi naik di oto itu sudah parah, darah keluar lewat hidung dan mulut juga," pungkasnya.
Baca Juga: Sungguh Terlalu! Pelajar SMA di NTT Aniaya Sang Ibu Guru
Diketahui, korban NDL merupakan warga Lalosuk, Desa Manleten, Kecamatan Tasifeto Timur.
Korban NDL merupakan DPO tersangka kasus pengeroyokan yang terjadi pada Selasa 6 September 2022 di Fatubenao, Kelurahan Kota Atambua, Kabupaten Belu.***